03 December 2007

Toko elektronik modern kuasai 51% pangsa pasar

Senin, 03/12/2007

Toko elektronik modern kuasai 51% pangsa pasar

JAKARTA:Toko elektronik modern (specialty store) menguasai 51% pangsa pasar penjualan barang elektronik� di Indonesia, mengungguli transaksi yang terjadi di toko tradisional dan hipermarket.

Harjanto Joewono, Commercial Director Electronic City mengatakan pembeli barang elektronik sangat mempertimbangkan harga, kelengkapan produk, kenyamanan toko, dan garansi.

Faktor lokasi yang dekat dengan rumah, lanjutnya, juga menjadi salah satu pertimbangan penting bagi konsumen untuk menentukan toko yang dituju untuk membeli produk elektronik.

"Biasanya konsumen memutuskan membeli barang elektronik jika membutuhkannya, atau produk yang ada di rumah telah rusak," kata Harjanto di acara peringatan ulang tahun toko modern elektronika Electronic City, pekan lalu.

Jenis produk yang paling banyak terjual di toko Electronic City� adalah audio home system, TV warna, video kamera,oven microwave,kamera digital, visual disc player, kulkas, mesin cuci, dan penyejuk udara.

Dari survei yang dilakukan Electronic City pada 500 responden dari kelas ekonomi menengah dan atas (B dan A), mengungkapkan pertimbangan utama dalam pemilihan produk elektronika adalah harga (28%), kualitas (21%), merek (20%), model (13%), teknologi (12%), warna (4%).

Survei tersebut juga mengungkapkan promosi yang memengaruhi mereka untuk membeli adalah diskon, program pembayaran kredit tanpa bunga, hadiah langsung, dan tukar tambah.

"Pembayaran dengan cara mencicil selama enam bulan justru lebih disukai ketimbang diberikan waktu pelunasan selama satu tahun," kata Harjanto.

Terkait dengan disukainya pembelian produk elektronik dengan cara mencicil, kebanyakan konsumen membeli dengan menggunakan kartu kredit (37%), dengan kartu debit (13%), serta kontan (16%).

Direktur Riteler dan Pengembangan Bisnis Nielsen Indonesia Yongky Surya Susilo mengungkapkan saat ini konsumen menuntut kalangan peritel, termasuk toko elektronik, tidak sekadar menghadirkan toko untuk menjual produknya.

"Konsumen ke depannya juga membutuhkan pengalaman, misal disediakannya sejumlah aktivitas di dalam toko yang menggerakkan mereka untuk membeli suatu produk," kata Yongky.

Oleh Linda T. Silitonga
Bisnis Indonesia