Majalah MARKETING – Edisi 02 / 2008
Copyright@2008 Majalah MARKETING. All Rights Reserved. 1
SAM WALTON
Raja Ritel Pelopor Harga Murah
Wal-Mart menguasai dunia ritel di AS. Dengan bergerilya melalui tokotoko
kecil di pinggiran kota, mereka kemudian masuk ke
giant retaildengan konsep “everyday low price”.
Sam Walton, pendiri Wal-Mart, adalah sosok yang berani mengambil kesempatan
dan mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada. Lahir dari pasangan Thomas
dan Nancy Walton pada 29 Maret 1918 di Oklahoma, Sam tinggal di perkebunan
sampai berusia lima tahun. Merasa perkebunan tidak cukup untuk menghidupi
keluarga, orangtuanya beralih menjadi juru taksir pinjaman perkebunan.
Begitu pekerjaan ini dimulai, keluarga Walton keluar dari Oklahoma dan mulai
berpindah-pindah kota. Cara hidup seperti ini biasanya membawa trauma bagi
kebanyakan anak-anak, tetapi tidak bagi Sam. Dibesarkan dalam masa-masa depresi,
ia tahu benar bahwa kerja keras dan berhemat adalah cara untuk bertahan hidup.
Sam tumbuh dewasa sebagai laki-laki yang ambisius. Walaupun tidak menjadi siswa
paling pintar di sekolahnya, tekadnya untuk kerja keras menjadikannya siswa yang
unggul. Beberapa prestasi diraihnya sewaktu sekolah dan kuliah, baik di bidang
olahraga, pelajaran, dan organisasi. Belum cukup sampai di situ, ia juga mampu
membantu keuangan keluarganya dengan memerah sapi, mengantar susu, sampai
menjadi pengantar koran.
Tiga hari setelah kelulusannya (tahun 1940), ia mulai memasuki dunia ritel dengan
bekerja di JcPenney’s di Des Moines, Iowa. Gaji sebesar 75 dolar sebulan
diterimanya sebagai
management trainee. Sam mendapat banyak pengalaman diJcPenney’s, tetapi tahun 1942 ia terpaksa mengundurkan diri karena harus
menunggu pelantikan masuk militer untuk Perang Dunia II.
Selama menunggu, ia masih sempat bekerja di dekat Tulsa, Oklahoma. Pada waktu
bekerja dan tinggal di sanalah, ia bertemu dengan Helen Robson yang menjadi
istrinya. Ayah Helen adalah seorang bankir sukses yang kemudian membantu Sam
untuk memulai toko pertamanya.
Impiannya membuka toko sendiri terwujud pada musim gugur 1945. Ia membeli
sebuah toko di Newport dengan bantuan dana 20.000 dolar dari mertuanya dan
5.000 dolar tabungannya sendiri. Toko Sam berasal dari
franchise Butler Brothersyang mengarah ke toserba. Dengan bantuan mereka, toko Sam mampu memimpin
penjualan di 6 wilayah negara bagian. Strategi yang diterapkannya adalah
menyediakan stok barang yang sangat bervariasi, harga sangat murah, lokasi yang
mudah dikunjungi, dan tetap buka lebih lama dari kebanyakan toko lainnya
(terutama waktu Natal).
Sebagai pionir dari strategi discount merchandising, yaitu membeli langsung dari
pemasok yang menawarkan harga paling murah, Sam mampu menjual barang lebih
murah dengan kuantitas lebih banyak. Strategi bermain dalam volume tinggi ini
membuatnya mampu menegosiasikan harga beli yang lebih murah lagi untuk
pembelian selanjutnya. Dengan begitu, volume penjualan dan profitnya pun
meningkat.
Di tahun 1954, Sam kembali membuka sebuah toko bersama kakaknya di sebuah
pusat perbelanjaan Ruskin Heights, Kansas City. Ia akhirnya memutuskan untuk
berkonsentrasi pada bisnis ritel dengan membuka toko-toko yang lebih besar yang
bernama Walton’s Family Center.
Ia mempekerjakan para manajer dan menawarkan mereka kesempatan untuk
menjadi mitra terbatas dan mendapat bagian keuntungan bila mereka mau ikut
berinvestasi. Peluang terbuka pula untuk membuka toko baru di tempat lain bila
toko yang dikelola ternyata sukses. Para manajer yang termotivasi ini selalu
berusaha memaksimalkan keuntungan dan meningkatkan kemampuan manajerial
mereka. Tahun 1962, Sam dan saudaranya sudah memiliki 16 toserba yang tersebar
di Arkansas, Missouri, dan Kansas.
Kesuksesan toko-toko Sam adalah lantaran ia mampu menerapkan ide-ide, membuat
sistem manajemen yang baik, dan mengatur sistem toko-toko tersebut sedemikian
rupa sehingga bisa berjalan dengan sendirinya. Inilah yang merupakan dasar sejarah
Wal-Mart, yang kemudian menjadi ritel terbesar dunia.
Sam Walton mendirikan Wal-Mart pada tahun 1962. Filosofinya adalah
menghormati setiap individu, melayani konsumen dengan baik, dan striving for
excellence. Setiap toko Wal-Mart mempunyai program yang dipimpin oleh para
pegawai lokal, yang tumbuh dan engerti kebutuhan di sana. Wal-Mart menguasai
dunia ritel di Amerika Serikat, bergerilya dengan toko-toko kecil di pinggiran kota,
dan kemudian masuk ke giant retail dengan konsep “Everyday Low Price”.
Wal-Mart adalah perusahaan ritel terbesar di Amerika dan memasuki peringkat
pertama dalam indeks Fortune 500. Pada saat ini, Wal-Mart mengoperasikan lebih
dari 4.150 cabang di seluruh dunia. Dominasinya mencakup Kanada, Meksiko, dan
Inggris Raya. Menurut Fortune 500, Wal-Mart menjadi nomor satu di seluruh dunia
bila dilihat dari penjualannya.
Strategi yang dipakai Sam adalah menjual produk berkualitas tinggi dan punya
brand
terkenal, tetapi dengan harga termurah. Nah, agar dapat menjual denganharga paling murah, perusahaan menekan biaya dengan memanfaatkan teknologi
canggih semaksimal mungkin dan membuat sistem pergudangan yang baik. Selain
itu, Wal-Mart membuat kesepakatan untuk mengambil barang langsung dari
supplier
atau pihak manufaktur—tidak menggunakan perantara (grosir).Saat ini, Wal-Mart memiliki lebih dari 1.600 toko ritel. Inti bisnis ritelnya dibagi
menjadi 4 divisi: Wal-Mart Stores, Super Centers, Sam’s Club Warehouses, dan
Neighborhood Markets. Wal-Mart Stores dan Super Centers menyediakan “one stop
family shopping”, produk-produk kebutuhan rumah tangga, dan produk-produk
umum lainnya. Sam’s Club adalah sebuah
warehouse club khusus untuk anggota.Neighborhood Markets menawarkan pengalaman berbelanja yang menarik untuk
produk-produk rumah tangga, obat-obatan (farmasi), dan barang-barang umum
lainnya.
Bila ditilik lebih jauh, ada empat poin penting dalam strategi Wal-Mart. Strategi
pertama adalah mendominasi pasar ritel di semua tempat. Sam Walton membuat
filosofi yang masih diikuti oleh perusahaan hingga saat ini. Wal-Mart adalah ritel
yang selalu menerapkan diskon dan selalu berusaha menjual produknya dengan
harga yang semurah mungkin. Walton menggarisbawahi bahwa inti strategi ini
adalah menurunkan harga produk sebanyak mungkin, menurunkan
markup, danmendapatkan keuntungan dari volume penjualan sebesar mungkin.
Sisi lain dari strategi ini adalah menerapkan sistem kompetisi untuk masing-masing
toko. Masing-masing toko didorong untuk berkompetisi dengan toko lainnya dalam
hal jumlah konsumen, sampai akhirnya toko-toko Wal-Mart meraih dominasi di
pasar ritel lokal di daerah tersebut.
Strategi kedua adalah bertumbuh dengan melakukan ekspansi baik di AS maupun
internasional. Saat ini Wal-Mart mempekerjakan lebih dari 1,3 juta pekerja dan
mempunyai lebih dari 4.000 toko di seluruh dunia. Data ini dengan jelas
memperlihatkan dominasi dan kekuatan Wal-Mart dalam melakukan ekspansi.
Wal-Mart memang sangat agresif melakukan ekspansi. Strategi ekspansi yang
terakhir adalah masuk ke suatu negara, mengambil alih atau membeli ritel-ritel
nasional. Setelah dibeli, Wal-Mart mengubahnya menjadi toko-toko Wal-Mart.
Dengan pengambilalihan perusahaan-perusahaan ritel lokal atau nasional, Wal-Mart
mendapatkan keuntungan berupa hilangnya kompetitor besar, dan mendapatkan
lokasi di tempat strategis sekaligus karyawannya. Ini cara yang efisien dalam
penggunaan dana.
Perusahaan lalu mulai memperkenalkan
brand-nya sambil tetap mempertahankankeadaan
outlet yang lama. Secara bertahap, bila toko tersebut sudah untung danmanajemennya sudah bisa dikendalikan, maka Wal-Mart mulai mendesain ulang
toko tersebut agar menjadi toko Wal-Mart yang sebenarnya, sambil terus
mengendalikan pasar yang ada.
Strategi ketiga adalah menciptakan kesan baik dan kepuasan pelanggan akan
brandMajalah MARKETING – Edisi 02 / 2008
Copyright@2008 Majalah MARKETING. All Rights Reserved.